Keseimbangan alokasi air

Air, tiap bangsa, tiap suku, dan tiap daerah mungkin menyebutnya atau menamakannya berbeda-beda, namun fungsi dan manfaatnya bagi semua umat manusia pasti sama.

Tahukah kita berapa jumlah air yang ada di bumi kita ini ?

Tahukah kita berapa banyak yang kita konsumsi baik untuk keperluan rumah tangga (makan, minum, mandi dan cuci), keperluan industry, keperluan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan lain lain, yakinlah bahwa semua itu cukup besar jumlahnya.

Namun selain hal yang berkaitan dengan konsumsi air, juga ada hal lain tentang air yang berkaitan dengan kehidupan manusia, ada belahan bumi yang sangat minim air seperti daerah gurun atau padang pasir, atau daerah kering dan tandus namun ada juga belahan lain yang kelebihan air sampai sampai menjadi banjir yang rutin setiap tahun datang menerpa.

Fenomena ini mengajak manusia berfikir bagaimana caranya menghadapi fenomena alam khususnya  tentang air ini, sehingga saat ini telah muncul cabang ilmu “ manajemen  air” . Memang sudah selayaknya dikaji secara arif bagaimana seharusnya kita mengelola keseimbangan distribusi air di bumi ini.

 

Jumlah air di planet bumi tidak berubah (Prof.Dr. H. Suroso Imam Zadjuli,SE) yaitu 1,4 Miliar KM kubik, atau 1.400.000 Triliun Mkubik.

Sejumlah itu keberadaannya terbagi pada lokasi-lokasi :

1.       Laut = 97,75 %

2.       Kutub (utara, selataan, puncak-puncak gunung) = 1,75 %

3.       Darat = 0,49 %

4.       Udara = 0,01 %

Mari kita hitung yang di darat saja dulu yaitu 0,45% x 1.400.000 Triliun Mkubik = 6.300 Triliun Mkubik.

Air di darat ini terdistribusi lagi menjadi :

1.       20 % = 1.260 Triliun Mkubik  air permukaan

2.       20 % = 1.260 Triliun Mkubik  air dalam tumbuhan

3.       20 % = 1.260 Triliun Mkubik  air tanah dangkal

4.       20 % = 1.260 Triliun Mkubik  air tanah dalam

5.       20 % = 1.260 Triliun Mkubik  air menguap.

Karena jumlah air di planet bumi ini tetap, apabila komposisinya  berubah karena campur tangan manusia yang dalam memanfaatkan sumber daya alam kurang arif maka yang akan terjadi adalah ketidak seimbangan distribusi air (unbalance water distribution).

Mari kita hitung kembali jumlah iair yang ada di udara yaitu (0,01% x 1.400.000 Triliun Mkubik) + (20%x0,45%x1.400.000 Triliun Mkubik) = 140 Triliun Mkubik + 1.260 Triliun Mkubik = 1.400 Triliun Mkubik.

Dapat kita bayangkaan ternyata di udara ( di atas kepala kita) ada danau raksasa dengan volume 1.400 Triliun Mkubik air yang setiap saat mengalir ke bumi/darat dalam bentuk hujan dan salju.

Tapi kita tidak perlu cemas dan khawatir karena Allah telah menciptakan tumbuh-tumbuhan yang mampu menampungnya di dalam akar, batang, daun dan buahnya. Subhanallah.

Namun mari kita lihat yang terjadi sekarang, karena eksploitasi dan eksplorasi alam besar-besaran secara tidak terencana, atau sudah terencana tapi realisasi perencanaannya tidak berjalan sesuai rencana, hutan-hutan mulai hilang, kebun-kebun beralih fungsi, dan lain-lain. Akhirnya salah satu tempat penampungan air berkurang kapasitasnya sementara penampungan lain sudah full capacity maka air yang tidak tertampung tersebut meluber ke tempat-tempat lain, jadilah ia BANJIR, masya Allah.

Oleh sebab itu marilah kita berbuat bijak terhadap alam di sekitar kita.

3 Komentar

  1. manusia sering bisanya memang menghancur ya, pak 🙂

  2. Ada nasehat dari pak Taufik Effendi (MENPAN RI ) pada acara Ultah Kab.HST, kata beliau air itu jangan dinakali, karena kalau dinakali, maka air akan nakal terhadap manusia dan lingkungan sekitar. Nasehat ini sejalan apa yang bapak uraikan diatas, yang menjadi pertanyaan bisakah kita mengatur distribusi air tersebut supaya terjadi keseimbangan, jawabannya bisa sepanjang kebijakan yang dijalankan mengacu pada ketentuan aturan lingkulungan HEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE

  3. Untuk Warm dan Fahmi Barabai ” …. sesungguhnya kerusakan dimuka bumi adalah karena ulah manusia sendiri ……” dan air ternyata cepat belajar untuk menjadi nakal kalau dilajari nakal !!!! . . . . alam itu pintar dan oleh sebab itu mari kita belajar kearifan kepada alam. betul kan ?


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar