Kata bijak Pertanian

Dalam acara tanggal 18 Desember 2008 saat Penyerahan Penghargaan Ketahanan Pangan oleh Presiden kepada para Gubernur, Bupati, penyelenggara pertanian, terbersit sebuah kata bijak yang patut kita renungi bersama karena kata bijak tersebut cukup dalam dan luas bagi sikap hidup dan perilaku manusia.

Menurut Presiden, manusia sekarang berjumlah 6,6 milyar, dan masih akan bertambah tapi bumi tidak bertambah. Oleh karena itu pangan, energi dan air jadi persoalan. ”Mari kita mengoreksi, tidak semua manusia di dunia itu punya hati yang baik, yang memerlukan sumber daya alam sebatas yang diperlukan. Tapi banyak yang rakus, banyak yang tamak, sehingga menjadi rusak seolah-olah kurang. Alam semesta, kata Gandhi, cukup memberikan pangan, tapi tidak pernah cukup melayani ketamakan kerakusan manusia,” kata Presiden SBY.

Memang alam semesta akan cukup memberikan pangan tapi sadarkah kita bahwa hamparan tanah, sawah, ladang yang memproduksi pangan itu semakin tahun semakin berkurang luasannya dan semakin berkurang kualitasnya, disisi lain penduduknya semakin banyak yang harus diberi makan. Berarti disini yang tertantang adalah bagaimana kita mengintensifkan lahan yang masih tersisa agar produksinya tetap banyak dan mencukupi, apakah dengan mengembalikan unsur hara yang mulai menipis atau dengan pemupukan (tapi saat ini pupuk langka apalagi yang bersubsidi) dan membuat terobosan teknologi benih yang unggul umur pendek dan jumlah produksi tinggi rasanya enak (ini tantangan !) dan perlu juga dipertimbangkan agar pemerintah (bukan petani) membuat perusahaan Negara yang bertani dengan cara modern dan mekanis yang padat teknologi sehingga diharapkan produksi melimpah sebagai cadangan pangan Negara dan tidak mengganggu mekanisme pasar milik petani.