Allah telah menciptakan jiwa manusia bersifat dinamis dengan tabiat bergeraknya. Di dalam jiwa manusia tersebut terdapat keburukan yang timbul akibat adanya sifat dinamis dan tabiat-tabiat tersebut tetapi di dalam keburukan itu sendiri mengandung hikmah yang besar dan rahmat yang berlimpah.
Di dalam diri manusia diciptakan tabiat-tabiat sebagaimana difirmankan Allah Swt dalam : 1. QS 70 : 19 -21 yang berbunyi : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah, jika keburukan menimpanya maka dia gelisah. Dan jika dia memperoleh kebaikan maka dia akan kikir.” 2. QS 21 : 37 yang berbunyi : “Telah diciptakan manusia dengan tabiat tergesa-gesa.”
Dengan sebab tabiat-tabiat tersebut banyak manusia berbuat dosa, namun bersamaan dengan perbuatan dosa tersebut juga akan mengakibatkan kebaikan yaitu nikmat baginya dan nikmat bagi orang lain karena dihasilkannya pelajaran dan hidayah serta keimanan dari perbuatan dosa tersebut.
Namun disamping adanya tabiat-tabiat tersebut, sesungguhnya manusia dilahirkan juga dalam keadaan fitrah sebagaimana terdapat dalam sahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw bersabda :
“Setiap yang dilahirkan, lahir dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang telah menjadikan Yahudi atau Nasrani atau Majusi.”
Dan dalam QS 30 : 30 juga menyatakan tentang fitrah tersebut :
“Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus.”
Juga dalam QS 7 : 172-173 yang berbunyi :
“Dan ingatlah ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan Adam dari sulbi mereka. Kemudian Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka,”Bukankah Aku ini Rabb kalian ?” Mereka menjawab,”Benar, kami bersaksi.” Mereka akan mengatakan di hari kiamat, “Sesungguhnya kami lupa dengan hal ini.” Atau berkata.”Bapak-bapak kami telah berbuat syirik sejak dulu sedangkan kami adalah keturunan setelah mereka. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang yang berbuat kebatilan?”
Manusia, dalam keberadaannya menjalani kehidupan, banyak tipu daya yang mengganggunya yaitu setan dari kalangan jin dan manusia yang telah merusak fitrah itu, sehingga terjadilah jawaban berdalih dari manusia pada saat hari kiamat nanti yaitu “ Sesungguhnya kami lupa dalam hal ini.”